Dirut Garuda Ungkap 1.099 Pegawai Setuju Pensiun Dini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mengklaim 1.099 pegawai telah setuju untuk pensiun dini. Maskapai pelat merah tersebut terus menawarkan pensiun dini sebagai upaya penyelamatan perusahaan di tengah krisis keuangan.
"Pensiun dini kita tawarkan, dan ini mengikuti Undang-undang (UU) Ketenagakerjaan untuk teman-teman pensiun dini ini, jadi kita memang tawarkan. Memang sayangnya ada 1.099," ungkap Irfan dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (21/6/2021).
Baca Juga: Kalau Retrukturisasi Gagal, Garuda Indonesia Terancam Bangkrut!
1. Perusahaan masih terus tawarkan pensiun dini
Irfan mengatakan, 1.099 pegawai yang setuju pensiun dini tersebut masih jauh dari yang diharapkan perseroan. Terutama dari bagian kru pesawat belum mencapai harapan perseroan. Padahal, saat ini banyak pesawat yang tak beroperasi.
"Dari jumlah yang masuk itu, jumlah pilot yang mendaftar tampaknya tidak terlalu banyak. Jadi untuk melihat struktur kepegawaian bukan sekali jalan, jadi kita lakukan pensiun dini dan ada upaya-upaya berdiskusi dengan teman-teman karyawan, tindakan apa saja yang perlu kita bersama-sama sepakati untuk kita lakukan karena ini persoalan yang sangat penting, di mana jumlah karyawan ini harus sesuai dengan alat produksi," ujarnya.
Baca Juga: Perdagangan Saham Garuda Disetop Gara-gara Nunggak Kupon Sukuk Global
2. Tak mau menzalimi pegawai
Editor’s picks
Irfan mengatakan perseroan tidak ingin mezalimi pegawai. Oleh sebab itu pihaknya memberikan berbagai penawaran terhadap pegawai terkait persoalan pensiun dini tersebut.
"Hasil yang masuk dari 1000 itu masih jauh di bawah harapan kita, jadi kita akan ada penawaran-penawaran lain ke depan yang akan kita diskusikan dengan teman lain. Yang jelas kita tidak punya keinginan sama sekali untuk mendzolimi karyawan. Kedua, kita juga tahu hari ini bukanlah waktu yang tepat untuk orang kemudian dipaksa keluar," kata Irfan.
Baca Juga: Tunda Bayar Kupon Sukuk Global, Ini Alasan Garuda Indonesia
3. Pensiun dini dilakukan bertahap karena dana belum cukup
Irfan mengatakan perseroan belum memiliki dana yang cukup untuk membayar 1.099 pegawai yang setuju pensiun dini. Oleh sebab itu, pensiun dini ini akan dilakukan secara bertahap mulai akhir bulan Juni ini sampai akhir 2021.
"Memang kita sepakati pada waktu kita umumkan itu, eksekusi pensiun dini itu disesuaikan dengan ketersediaan dana dan akan dilakukan secara bertahap. Jadi sampai SK pensiun mereka belum keluar, tetap berstatus karyawan dengan hak dan kewajiban. Kita insyaallah akan mulai di akhir bulan ini dan kita berharap sampai akhir tahun bisa kita selesaikan. Persis seperti program yang kita lakukan tahun 5-6 bulan juga eksekusinya. Waktu itu sekitar 600-700 orang," kata Irfan.
Baca Juga: Garuda Tunda Bayar Gaji Karyawan, Totalnya Sampai Rp327,97 Miliar