Warga Miskin di Desa Selemadeg Dapat Sapi Siap Melahirkan

Unik nih. Warganya bisa mendapat untung 60 persen

Tabanan, IDN Times - Desa Selemadeg di Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan, melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bumi Lestari punya cara unik untuk mengembangkan potensi peternakan sapi. Yaitu peliharaan sapi menggunakan sistem ngadas. Jadiw arga tidak perlu membeli induk sapi, melainkan hanya memeliharanya saja. Sistem ini diharapkan dapat memperbaiki perekonomian warga miskin.

1. Inovasi peternakan sapi ini untuk mengentaskan kemiskinan

Warga Miskin di Desa Selemadeg Dapat Sapi Siap MelahirkanIlustrasi ternak sapi (Dok/Istimewa)

Perbekel Selemadeg, Wayan Arsa Wikanta, mengatakan program pemeliharaan sapi melalui sistem ngadas ini dilakukan sejak tahun 2020, saat pemerintah mencanangkan program ketahanan pangan untuk mengentaskan kemiskinan. 

"Saat itu, pemerintah desa menyalurkan bantuan 14 ekor sapi kepada warganya. Ternyata animo mereka untuk beternak sapi sangat tinggi. Sehingga  melalui dana desa, diberikanlah bantuan modal kepada warga dalam bentuk program ngadas ini," ujar Arsa, Kamis (9/5/2024).

Hingga saat ini, BUMDes telah menyalurkan 54 ekor sapi yang dipelihara 40 kepala keluarga (KK). Jadi, warga menerima indukan sapi yang sudah siap beranak. Setelah dipelihara sekitar enam bulan, induk sapi ini akan melahirkan, dan anaknya dijual. Anak sapi usia 6 bulan harganya di kisaran Rp4,5 juta untuk betina, dan Rp6 juta untuk jantan.

Dari hasil penjualan itu, 60 persen keuntungannya akan diberikan kepada peternak. Sementara 40 persen diberikan kepada BUMdes.

2. Diberikan pada warga kurang mampu

Warga Miskin di Desa Selemadeg Dapat Sapi Siap MelahirkanBupati Tabanan, Komang Gede Sanjaya (tengah) saat memantau peternakan sapi sistem ngadas di Desa Selemadeg (Dok.IDNTimes/Istimewa)

Menurut Arsa, program ini lebih diutamakan untuk warga kurang mampu di desanya agar perekonomian mereka bisa terbantu. Warga yang menerima program ini sebelumnya telah melewati survei kelayakan terlebih dahulu.

"Hal itu untuk memastikan program ini diberikan kepada warga yang benar-benar layak menerima bantuan," ujarnya.

Sesuai peraturannya, maksimal satu orang warga atau peternak menerima dua ekor sapi. Setelah beranak sampai 10 kali, sapi indukannya nanti akan dikembalikan ke BUMDes.

3. Kendalanya adalah sapi sulit hamil

Warga Miskin di Desa Selemadeg Dapat Sapi Siap Melahirkanilustrasi sapi Bali (IDN Times/Ayu Afria)

Sejak berjalannya program ini selama empat tahun, Arsa mengakui kendala utamanya adalah ada saja sapi yang tidak bisa hamil, sehingga harus dilakukan kawin suntik. 

"Ada dua ekor yang sampai sekarang tidak mau bunting (hamil). Kami sudah laporkan ke dinas terkait untuk meminta solusi. Namun hingga saat ini belum bisa dilakukan kawin suntik. Rencananya kami akan jual untuk ditukar dengan sapi lain," katanya.

Selain pengembangan sistem ngadas, pihak Bumdes juga mengembangkan VCO dan arang. Menurutnya, produk VCO yang dijual Bumdes adlah asli hasil fermentasi. Dari segi kandungannya lebih murni daripada produksi yang lain. Bumdes juga mengubah limbah batok kelapa menjadi briket arang.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya