Sawah Seluas 139,3 Hektare di Tabanan Gagal Panen

Kebanyakan karena kekeringan akibat perubahan musim

Tabanan, IDN Times - Kabupaten Tabanan merupakan salah satu kabupaten di Bali yang memiliki luas sawah terluas, yaitu 19 ribu hektare lebih. Sayangnya, sawah seluas 139,3 hektare di Tabanan mengalami gagal panen.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan Ni Nyoman Ria Wati memaparkan lahan sawan yang gagal panen ini tersebar di enam kecamatan, yaitu Baturiti, Marga, Penebel, Kerambitan, Selemadeg Barat dan Selemadeg.

1. Gagal panen kebanyakan karena kekeringan

Sawah Seluas 139,3 Hektare di Tabanan Gagal Panenilustrasi kekeringan (pexel.com/FOX)

Lebih lanjut Ria Wati memaparkan penyebab gagal panen berserta luasannya. Berikut datanya:

- Hama tikus: 3,99 hektare
- Kekeringan: 132,95 hektare
- Blast: 2,36 hektare

"Gagal panen ini kebanyakan karena kekeringan dengan total seluas 139,3 hektare," ujar Ria Wati, Kamis (1/2/2024).

2. Petani dilindungi AUTP

Sawah Seluas 139,3 Hektare di Tabanan Gagal PanenIlustrasi petani dan padi (IDNTimes/Mardya Shakti)

Menurut Ria Wati, para petani dilindungi oleh Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) sehingga tidak perlu khawatir.  "Luas lahan yang mengalami gagal panen ini semuanya mendapatkan ganti rugi dari asuransi AUTP," ujarnya.

Adapun dari total 139,3 hektare ini total klaim yang disetujui pihak penyelengara AUTP sebanyak Rp799.260.000. "Ada total 23 subak yang mengajukan. Ada yang sudah cair dan ada yang masih dalam proses," ujar Ria Wati.

Ia melanjutkan untuk tahun 2023, Tabanan mendapatkan jatah AUTP seluas 10 ribu hektare, dimana terserap seluas 9996,8 hektare. "Petani tahun 2023 lalu mendapatkan subsidi ganda sehingga tidak membayarkan premi. Sebab, 80 persennya ditanggung APBN sementara 20 persen premi yang harusnya swadaya petani ditanggung oleh APBD," jelas Ria Wati.

Sementara untuk jatah alokasi di tahun 2024 hingga sekarang belum turun.  Menurut Ria Wati, informasi sementara dari penyelenggara AUTP--dalam hal ini Jasindo-- Tabanan diperkirakan akan mendapatkan 3.000 hektare di tahun 2024 ini. "Turun drastis tetapi ini  belum pasti karena dari pusat belum turun alokasinya," imbuhnya.

3. Produksi padi di Tabanan menurun

Sawah Seluas 139,3 Hektare di Tabanan Gagal Panenilustrasi benih padi (pexels.com/Mark Stebnicki)

Gagal panen akibat serangan hama dan kekeringan ditambah terjadinya mundur waktu tanam membuat produksi padi di Tabanan tahun 2023 ini menurun dibanding tahun 2022.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Tabanan, Nyoman Suadiaya memaparkan tahun 2023 ini produksi padi atau gabah kering panen di Tabanan sebanyak 184.883 ton. Jumlah ini turun dari tahun 2022 yang produksi gabah kering panennya mencapai  206.221 ton. 

Penurunan produksi gabah kering panen ini kata Suadiaya membuat harganya meningkat di penggilingan padi--dimana saat ini harganya Rp6.700 per kilogram. "Harga ini di atas HPP (harga pembelian pemerintah), yaitu Rp5.000 per kilogram," ujar Suadiaya.

Diharapkan di tahun 2024 target luas tanam seluas 38 ribu hektare dan produksi gabah kering panen sebanyak 208 ribu ton bisa tercapai. 

Baca Juga: 43 Anak-Anak di Kecamatan Tabanan Menderita TBC

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya