Bumdes Kukuh Winangun di Tabanan Luncurkan Branding Produk Beras Galih

Mereka menyerap gabah petani diharga HPP. Gokil nih

Tabanan, IDN Times - Pemerintah Pusat kini mendorong pembangunan desa, satu di antaranya melalui Badan Usaha milik Desa (Bumdes). Harapannya, desa dapat menggali potensi yang dimiliki untuk menopang perekonomian dengan adanya Bumdes.

Satu Bumdes di Kabupaten Tabanan yang sukses meskipun baru aktif setahun terakhir adalah Bumdes Kukuh Winangun di Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan. Branding produk dari Bumdes ini adalah beras galih yang difokuskan untuk kepentingan upakara di Bali.

Baca Juga: Setahun Lebih Pandemik, Apa Kabar Wisata Camping di Baturiti Tabanan?

1. Fokus pada pembelian gabah petani di Desa Kukuh sesuai Harga Pembelian Pemerintah

Bumdes Kukuh Winangun di Tabanan Luncurkan Branding Produk Beras GalihIlustrasi gabah. (Pexels.com/icon0.com)

Perbekel Desa Kukuh, I Nyoman Widhi Adnyana, mengatakan Bumdes Kukuh Winangun mulai aktif tahun 2020 lalu. Pihaknya pernah mendapatkan bantuan dari Bantuan Keuangan Kabupaten (BKK) sebesar Rp200 juta pada tahun 2016 lalu.

"Tetapi karena saat itu belum ada keputusan potensi desa apa yang hendak digali, dana tersebut disimpan dan baru tahun 2020 ini diaktifkan," ujarnya, Sabtu (29/6/2021) lalu.

Setelah aktif di tahun 2020, keuntungan bersih yang didapatkan oleh Bumdes Kukuh Winangun sebesar Rp23 juta dari jual beli beras lokal Bali. Bumdes ini menyerap gabah petani di Desa kukuh. Pada musim tanam pertama di tahun 2021 kemarin berhasil menyerap 17 ton gabah petani. Bahkan pada saat panen raya, kata Adnyana, pihak Bumdes Kukuh Winangun membeli gabah petani sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP), yaitu Rp4.000 sampai Rp4.300 per kilogramnya.

"Kami juga membeli dalam bentuk beras di harga Rp9.000 per kilogramnya," lanjutnya,

Baca Juga: Tanam Porang di Lahan Tidak Produktif Bisa Menghasilkan Uang Lho

2. Meskipun begitu, belum semua produksi gabah di Desa Kukuh terserap

Bumdes Kukuh Winangun di Tabanan Luncurkan Branding Produk Beras GalihPerbekel Desa Kukuh, I Nyoman Widhi Adnyana (Kiri), didampingi Ketua Bumdes Kukuh Winangun, Ketut Sujaya. (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Menurut Adnyana, lahan sawah di Desa Kukuh seluas 103 hektare, di mana yang produktif seluas 72 hektare. Rata-rata satu hektarenya menghasilkan 6 ton gabah. Namun dari total produksi gabah di Desa Kukuh, kata Adnyana tidak semuanya diserap oleh Bumdes.

"Sebab subak di sini sudah terlebih dulu bekerja sama dengan salah satu koperasi. Jadi Bumdes hanya menyerap gabah yang tidak terserap dari koperasi tersebut. Dari modal Rp200 juta untuk beli gabah tahun ini, baru terserap Rp60 juta," katanya.

Gabah yang diserap dari petani digiling menjadi beras sebanyak empat sampai enam ton per bulan.

"Kami tidak bisa olah semua karena memikirkan kualitas. Tetapi per bulan itu pasti disiapkan stoknya sebanyak empat sampai enam ton dan terserap semua."

3. Bumdes Kukuh Winangun meluncurkan branding produk berupa beras galih

Bumdes Kukuh Winangun di Tabanan Luncurkan Branding Produk Beras GalihBeras galih, branding produk dari Bumdes Kukuh Winangun. (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Produk unggulan dari Bumdes Kukuh Winangun adalah beras lokal jenis C4. Untuk beras C4 super ini dijual seharga Rp9.100 per kilogram, hingga Rp9.300 per kilogram sesuai kualitas atau banyak sedikitnya pecahan beras.

Selain jenis C4, Bumdes ini juga sedang mengembangkan produk branding beras yang dinamakan beras galih. Keunggulan produk ini adalah 100 persen tidak ada pecahan karena menjalani empat kali proses pengayakan serta bulir berasnya besar.

"Beras ini kami arahkan untuk memenuhi kebutuhan upakara di Bali. Tetapi beras ini bisa dikonsumsi juga. Dijual seharga Rp10 ribu per 500 gram," ungkap Adnyana.

Untuk bisa memenuhi kebutuhan beras galih, Desa Kukuh membuat demplot khusus seluas dua hektare.

"Padi untuk beras galih ini adalah jenis F16. Kami buat demplotnya seluas dua hektare. Satu hektare di musim tanam kemarin menghasilkan 6,2 ton gabah," terangnya.

Untuk pasar penjualan beras lokal produksi Bumdes Winangun Kukuh ini telah terserap di Kabupaten Badung, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Buleleng, dan Kota Denpasar.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya