Harga Jual Babi Hidup Terjun Bebas, Peternak Tabanan Boncos

Harga jual tak tutupi biaya operasional

Tabanan, IDN Times - Belum lama menikmati harga jual yang bagus, peternak babi di Kabupaten Tabanan kembali dihantam cobaan. Dalam dua bulan terakhir, harga jual babi hidup terjun bebas, dari harga jual Rp37 ribu per kilogram menjadi Rp27 ribu per kilogram.

Tidak hanya itu, terjun bebasnya harga jual tidak diiringi dengan harga pakan yang justru melambung. Ini membuat peternak babi Tabanan boncos karena harga jual babi seharga Rp27 ribu per kilogram tidak menutupi biaya operasional.

Baca Juga: Stok Beras Tabanan Aman Hingga Desember 2023

Baca Juga: Harga Gabah Kering Panen di Tabanan Sentuh Rp7.000 per Kg

1. Harga turun secara bertahap

Harga Jual Babi Hidup Terjun Bebas, Peternak Tabanan BoncosIlustrasi peternakan babi (ANTARA FOTO/HO-Michael Wuran)

Peternak babi di Tabanan sempat menikmati harga yang menguntungkan. Yaitu Rp40 per kilogram hidup pada tahun 2022. Harga ini tidak bertahan lama. Secara bertahap turun, sampai akhirnya drastis terjun ke harga Rp27 ribu per kilogram hidup. Peternak babi di Tabanan dari Desa Baru, Kecamatan Marga, I Ketut Gede Jaya Ada, mulai merasakan harga jualnya hancur sejak dua bulan terakhir.

"Sempat di harga Rp40 ribuan, kemudian naik dan turun. Lalu dua bulan ini turun drastis dari Rp37 ribu sampai akhirnya menjadi Rp27 ribu perkilogram hidup," terangnya, Sabtu (16/9/2023).

Drastisnya harga jual babi hidup di Bali turun, menurut Jaya Ada karena stok babi melimpah di pasaran. Hal ini karena perusahaan besar juga ada yang ikut menjual ternak babi di pasar lokal.

"Menurut saya, kondisi ini karena ada perusahaan besar di Bali ikut menjual babinya di pasar lokal. Mereka punya pasar di luar Bali, tetapi sekarang ikut menjualnya di pasar lokal," katanya.

2. Harga jual tidak menutupi biaya operasional

Harga Jual Babi Hidup Terjun Bebas, Peternak Tabanan Boncosilustrasi babi (unsplash.com/Kenneth Schipper Vera)

Menurut Jaya Ada, harga saat ini membuat peternak babi di Tabanan boncos atau merugi. Sebab harga jualnya tidak menutupi biaya operasional, terutama harga pakan saat ini justru melambung. Sekarang ini satu ekor babi menghabiskan pakan Rp2,5 juta selama 150 hari 5 bulan dengan berat 120 kilogram. Ada kenaikan Rp100 ribu per bulannya untuk penyediaan pakan. Selain harga jual babi penggemukan yang turun, bibit babi harganya juga turun.

"Sekarang harganya turun Rp700 ribu-Rp900 ribu. Dulunya bisa Rp1 juta," kata Jaya Ada.

Jaya Ada memutar otak untuk berbisnis babi ini. Yaitu menawarkan kepada kenalannya satu per satu untuk melakukan pembelian patungan daging babi. Sehingga harganya bisa untuk membeli pakan selama periode pemeliharaan berikutnya.

3. Berharap pemerintah membantu menjaga kestabilan harga jual babi

Harga Jual Babi Hidup Terjun Bebas, Peternak Tabanan BoncosIlustrasi Uang (IDN Times/Arief Rahmat)

Jaya Ada melanjutkan, sebagai peternak ia memaklumi adanya fluktuatif harga jual di pasaran. Tetapi ini menurunnya terlalu drastis, dan kondisinya berlangsung lama. Meski harganya hancur-hancuran, ia sebagai peternak hanya bisa terus beternak, dan mengikuti pasar.

"Kalau saya berhenti, mau dibawa ke mana ternak babi saya," ujar Jaya Ada.

Ia berharap pemerintah mengambil tindakan untuk bisa menstabilkan harga jual ternak babi di pasaran. Jika Jaya Ada memutuskan tetap beternak babi, maka tidak untuk peternak babi di Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan, Nyoman Ariadi. Ia sudah lama mengosongkan kandangnya karena masih takut beternak babi.

"Dulu zaman ada wabah yang membuat ternak babi banyak mati di Bali, sempat saya beternak lagi sebanyak empat kali, eh terus kena penyakit. Sekarang masih belum berani beternak lagi. Kandang lama kosong," katanya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya