DMB Subak Periyukti Harapkan Bantuan Mesin Pengering

Mereka berencana akan menyerap 50 ton gabah petani

Tabanan, IDN Times - Berlatar belakang ingin menyediakan benih padi yang harganya terjangkau untuk petani, kelompok usaha Subak Periyukti yang berlokasi di Desa Wanasari, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan ini mengembangkan program bernama Desa Mandiri Benih (DMB).

Program ini terbentuk pada tahun 2016. Hingga 2021, DMB Subak Periyukti telah menyerap 139,7 ton gabah calon benih dari petani yang ada di seluruh wilayah Kabupaten Tabanan untuk dijadikan sebagai benih sebanyak 126 ton.

Baca Juga: Tabanan Dibanjiri Daging Ayam dari Jawa

1. Modal awalnya sebesar Rp290 juta

DMB Subak Periyukti Harapkan Bantuan Mesin PengeringBenih padi yang dihasilkan oleh kelompok usaha DMB Subak Periyukti, Desa Wanasari, Kecamatan Tabanan, kabupaten Tabanan. (Dok.IDN Times/Istimewa)

Sekretaris Kelompok Usaha DMB Subak Periyukti, Ni Wayan Sri Wahyuni, menceritakan, awal mula terbentuknya program ini karena ingin membantu meringankan para petani yang membeli benih dengan harga lebih murah.

"Sebelumnya petani membeli benih di kios-kios pertanian yang ada di sekitarnya dengan harga yang lebih mahal. Selain itu juga ada program pemerintah untuk mendorong daerah memenuhi benih di wilayahnya sendiri. Sehingga Subak Periyukti mengusulkan untuk membentuk kelompok usaha Desa Mandiri Benih," jelas Wahyuni, Rabu (30/3/2022).

Tahun 2016, modal awal mereka sebesar Rp170 juta dari pemerintah, dan mendapatkan dana penyertaan dari Koperasi Unit Desa (KUD) Denbatas Rp120 juta. Modal tersebut mampu untuk membeli gabah calon benih dari petani sebanyak 21 ton. Jumlah itu terus mengalami peningkatan. Pada 2021, kelompok usaha ini bisa membeli gabah calon benih sebanyak 32,85 ton.

Baca Juga: Harga Minyak Goreng Curah di Tabanan Rp17 Ribu per Kilogram

2. Mereka membeli gabah calon benih dari petani dengan harga yang lebih tinggi dari pasar

DMB Subak Periyukti Harapkan Bantuan Mesin PengeringProses pengeringan gabah calon benih menjadi benih (Dok.IDN Times/Istimewa)

Kelompok Usaha DMB Subak Periyukti membeli gabah calon benih dari petani di Kabupaten Tabanan Rp200 lebih tinggi dari harga pasar.

"Misalkan harga gabah konsumsi Rp4.800 per kilogram. Maka kami membeli gabah calon benih dengan harga Rp5 ribu per kilogram," kata Wahyuni.

Gabah calon benih yang sudah dibeli tersebut kemudian akan dikeringkan kembali. Sehingga beratnya akan menyusut sekitar 20 sampai 24 persen dari berat awal. Dari tahun 2016 sampai 2021, mereka sudah membeli 139,7 ton gabah calon benih yang kemudian dijadikan benih sebanyak 126 ton.

Proses gabah calon benih menjadi benih membutuhkan waktu satu bulan. Setelah itu, mereka menjualnya dengan harga:

  • Eceran: Rp10.000 per kilogram
  • Kios: Rp9.500 per kilogram
  • Rekanan (Sesama penghasil benih): Rp9.100 per kilogram.

"Kalau petani membeli benih di kios, harganya berkisar antara Rp12 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram," terang Wahyuni.

3. Terkendala pengeringan dan pengemasan yang masih manual

DMB Subak Periyukti Harapkan Bantuan Mesin PengeringProses pengeringan gabah calon benih menjadi benih (Dok.IDN Times/Istimewa)

Tahun 2022, Kelompok Usaha DMB Subak Periyukti berencana menyerap 50 ton gabah calon benih dari petani. Jumlah tersebut diprediksi akan menjadi benih sebanyak 40 ton. Jika dihitung rata-rata pemakaian benih 25 kilogram per are di tingkat petani, maka jumlah benihnya akan sebanyak 40 ton. Jumlah ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan seluas 1.600 are atau 16 hektare.

"Memang produksi kami masih kurang untuk memenuhi kebutuhan seluruh petani di Tabanan. Tetapi yang membentuk Kelompok Usaha DMB tidak kami saja. Ada kelompok usaha lain. Jika benih dari kami habis, maka petani bisa mengambil ke kelompok usaha yang lain," papar Wahyuni.

Namun ada satu hambatan untuk membuat benih yang berkualitas. Yaitu tidak adanya mesin pengering. Proses penjemurannya masih mengandalkan sinar matahari. 

"Jadi kalau musim hujan, ada kemungkinan banyak benih yang tidak lulus kualitas. Kami juga masih mengumpulkan gabah saat menjemur dan packing benih dengan cara manual," ungkapnya.

Untuk itu ke depannya, ia berharap ada bantuan dari pemerintah berupa mesin pengering, mesin pengumpul gabah, dan mesin packing benih.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya