Pasar Pesiapan Tabanan Bali Lebih Banyak Pedagang Daripada Pembelinya

Para pedagangnya semakin banyak yang curhat nih

Tabanan, IDN Times - Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Provinsi Bali kembali diperpanjang sampai 8 Februari 2021. Kebijakan ini membawa dampak besar bagi pedagang di pasar tradisional. Sebab selain jam bukanya dibatasi dari pukul 08.00 Wita hingga pukul 15.00 Wita, PPKM ini semakin membuat pengunjungnya jauh lebih sepi.

Berikut beberapa keluhan pedagang pasar tradisional, tepatnya di Pasar Pesiapan, Banjar Dauh Pala, Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan.

Baca Juga: 43 Koperasi di Tabanan Berpotensi Masuk Kategori Sakit

1. Sekarang malah lebih banyak pedagangnya dibandingkan pembeli

Pasar Pesiapan Tabanan Bali Lebih Banyak Pedagang Daripada PembelinyaSuasana di Pasar Pesiapan Tabanan selama penerapan PPKM. (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Pedagang di Pasar Pesiapan, Wayan Sutiningsih (40), mengatakan semenjak PPKM itu diterapkan, pembeli yang datang ke pasar semakin jarang.

"Sekarang malah lebih banyak pedagangnya dibandingkan pembelinya," ujarnya ketika ditemui IDN Times di Pasar Pesiapan, Kamis (28/1/2021).

Jika dibandingkan sebelum ada PPKM, setidaknya ia mendapatkan 30 pembeli dalam sehari. Entah itu untuk membeli kelapa parut, sayur, dan bumbu dapur. Tetapi semenjak PPKM diterapkan, ada 10 pembeli saja menurutnya sudah bersyukur.

"Masih bersyukur ada saja yang beli tiap hari. Yah, walaupun tidak ramai saya masih bisa jualan dan masih bisa dapat rejeki untuk makan," tutur Sutiningsih yang sudah 18 tahun berjualan di Pasar Pesiapan.

Sutingsih mengaku pernah menjual barang dagangannya seperti kebutuhan pokok, bumbu dapur, dan sayur-sayuran lewat media sosial (Medsos) miliknya. Tetapi tidak laku. Tidak ada yang memesannya. Sehingga dia memutuskan kembali berjualan di pasar.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Tetap Melonjak Meski Tabanan PPKM, Apa yang Salah?

2. Mengaku sesak jika memakai masker selama berjualan

Pasar Pesiapan Tabanan Bali Lebih Banyak Pedagang Daripada PembelinyaSuasana pasar Pesiapan Tabanan selama PPKM (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Pasar tradisional di Bali termasuk menjadi klaster penularan COVID-19. Penyebabnya karena beberapa pedagang tidak memakai masker secara benar.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Tabanan, I Wayan Sarba, pernah mengatakan kepada IDN Times pada 18 Januari 2021 lalu, jenis pelanggaran masyarakat yang paling ditemukan oleh tim yustiti adalah memakai masker secara tidak benar. Mereka mendapatkan sanksi berupa teguran lisan sampai tindakan fisik seperti hukuman melakukan kegiatan sosial dan push up.

"Kesadaran seluruh elemen masyarakat Tabanan sebenarnya tinggi dalam pemakaian masker, termasuk di pedesaan. Cuma salah pakai saja. Masak yang salah pakai itu yang kita denda. Jadi yang betul-betul kita denda yakni yang sama sekali tidak membawa ataupun menggunakan masker,” ungkap Sarba.

Mengenai pemakaian masker yang tidak benar ini diakui sendiri oleh seorang pedagang ikan pindang dan ayam potong asal Desa Bongan, Kecamatan Tabanan bernama Dewi (35). Tetapi ia lebih menurunkan maskernya ketika pasar sepi dan sedang tidak melayani pembeli.

"Terus terang kalau pakai sepanjang hari, sesak. Jadi kadang saya turunkan. Itu juga kalau sedang sepi dan tidak ada pembeli," jelasnya.

Lalu bagaimana kondisi jualannya selama pandemik dan PPKM itu diterapkan? Untuk mengatasi kerugian selama pandemik, Dewi membatasi pemesanan pindang dan ayam potong yang ia jual.

"Pindang saya ambil di produsen pindang. Tidak buat sendiri. Kalau ayam, saya potong sendiri. Jadi jika ada yang beli, baru dipotong. Sehingga tidak rugi."

Meskipun ada penurunan penjualan, tetapi Dewi memiliki pelanggan tetap yang membeli ayam potong dan pindangnya.

"Dulu pindang itu sehari bisa habis. Ambil lagi, habis, ambil lagi ke produsen. Sekarang cuma sekali pengambilan saja."

Baca Juga: Lika-liku Pedagang Kerajinan Khas di Klungkung, Promo Via TikTok

3. Pedagang mainan banyak yang banting setir menjadi buruh bangunan

Pasar Pesiapan Tabanan Bali Lebih Banyak Pedagang Daripada PembelinyaSuasana pasar Pesiapan Tabanan selama PPKM (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Pedagang mainan di Pasar Pesiapan, Agus Ali (30), merasakan dampaknya semenjak ada pandemik. Jualannya jadi sepi.

"Bahkan teman-teman saya yang dulu jualan mainan seperti saya banyak yang banting stir untuk jadi buruh bangunan," kata warga asal Surabaya, Jawa Timur yang tinggal di Desa Bongan, Kecamatan Tabanan ini.

Terlebih ketika PPKM diterapkan. Ketatnya aktivitas masyarakat membuat situasi usahanya semakin sulit. Anak kecil jarang terlihat di pasar. Ia hanya berharap pandemik ini benar-benar berakhir.

"Dulu rejeki masih ada kalau ada upacara adat. Sekarang kan lebih diketatkan dan dibatasi. Semenjak PPKM juga, jarang ada anak kecil ke pasar."

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya