Konferensi AVPN Digelar di Bali, Pertemukan Investor Sosial

AVPN jadi mitra Indonesia dalam KTT G20

Badung, IDN Times - Konferensi Global Asian Venture Philanthropy Network (AVPN) digelar di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Kabupaten Badung, pada Selasa (21/6/2022) hingga Jumat (24/6/2022). Acara ini mempertemukan ratusan filantropis, investor, dan pembuat kebijakan terkemuka dunia untuk berkolaborasi serta meluncurkan potensi pendanaan baru.

Melalui acara yang fokus pada tema gender, lingkungan, dan kesehatan ini, diharapkan dapat membentuk kemitraan strategis untuk membantu negara-negara Asia mengatasi kekurangan pendanaan, khususnya menuju Sustainable Development Goals. Output dari pertemuan ini nantinya akan menjadi masukan dalam agenda utama KTT G20, yang juga akan diadakan di Bali pada November 2022 mendatang.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (Kemenparekraf) adalah mitra tuan rumah Konferensi Global AVPN. Sementara AVPN juga merupakan Mitra resmi Pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan KTT G20.

Baca Juga: Video Tradisi Mekotek Khas Bali Akan Diputar di KTT G20

1. Food Startup Indonesia juga dihadirkan dalam Konferensi Global AVPN

Konferensi AVPN Digelar di Bali, Pertemukan Investor SosialFood Startup Indonesia. (IDN Times/Ni Ketut Sudiani)

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahhudin Uno, yang juga hadir dalam pembukaan konferensi, pada Selasa (21/6/2022), mengapresiasi digelarnya AVPN di Bali. Sandiaga didampingi oleh Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan, Rizky Handayani; dan Deputi Bidang Industri dan Investasi, Henky Hotma Parlindungan Manurung.

Sandiaga juga sempat meninjau Food Startup Indonesia (FSI). FSI merupakan acara tahunan yang diinisiasi pada tahun 2016, oleh Bekraf dan Foodlab. Kemudian mulai tahun 2020, FSI diselenggarakan oleh Kemenparekraf/Baparekraf untuk mempertemukan pelaku ekonomi kreatif kuliner dengan akses permodalan atau pembiayaan. Sandiaga menilai, hasil inovasinya banyak yang bagus.

“Kami berharap konferensi ini akan memberikan hasil yang bermanfaat, dengan peluang yang sangat baik bagi kita semua untuk berbagi ilmu dan keahlian, membangun kerjasama strategis dan jaringan untuk memberikan solusi untuk rintangan sosial-ekonomi terbaru. Sehingga tahun depan, Bali siap kembali menjadi tuan rumah lagi,” katanya.
 
Tahun ini, Kemenparekraf memfasilitasi lima brand social enterprise untuk berpartisipasi dalam kegiatan Impact Live dan Impact Showcase. Merek-merek ini berasal dari subsektor kuliner, fesyen dan kriya. Kelima brand tersebut adalah Tenoon, MCL (Mycotech Lab), Liberty Society, Timurasa, dan KaIND.

2. Konferensi Global AVPN diharapkan dapat membuka pintu pendanaan melalui inovasi

Konferensi AVPN Digelar di Bali, Pertemukan Investor SosialKonferensi Global AVPN di Nusa Dua, Kabupaten Badung Selasa (21/6/2022). (IDN Times/Ni Ketut Sudiani)

Sementara itu AVPN CEO and Chair Person, Naina Suberwal Batra, dalam konferensi pers bersama Sandiaga dan didampingi Indonesia Country Director AVPN, Dini Indrawati Septiani, mengungkapkan AVPN memungkinkan adanya kolaborasi untuk meningkatkan dampak serta laju kapital menuju Global Goals yakni antara pemegang kebijakan, pekerja, yayasan, maupun sektor swasta.

"Asia Pasifik memegang 42 persen kekayaan global dan konferensi global AVPN ini adalah adalah acara berjejaring terbesar di dunia untuk para investor sosial Asia," katanya. 

AVPN Global Conference 2022 ini diharapkan dapat membuka pintu pendanaan yang sangat dibutuhkan melalui inovasi seperti pendanaan campuran (blended finance) dan pendanaan gabungan.

3. Dihadiri pemimpin terkemuka dalam filantropi dan investasi sosial

Konferensi AVPN Digelar di Bali, Pertemukan Investor SosialKonferensi Global AVPN di Nusa Dua, Kabupaten Badung Selasa (21/6/2022). (IDN Times/Ni Ketut Sudiani).

APVN memiliki lebih dari 600 organisasi atau perusahaan anggota yang tersebar di 33 negara. AVPN juga menghubungkan pemimpin negara-negara di Asia guna mengolaborasikan modal, bantuan teknis, dan pengaruh kebijakan mereka untuk mengkatalisis modal yang dimiliki kantor keluarga, yayasan, serta perusahaan-perusahaan  di Asia.

Dalam konferensi ini, diperkirakan 1.000 peserta hadir untuk mendengar para filantropis terkenal dan pemimpin perusahaan. Mereka di antaranya Chris Anderson, CEO dari TED; Dato’ Shahira Ahmed Bazari, Managing Director dari Yayasan Hasanah; Jacqueline Novogratz, CEO & founder dari Acumen; Robert Rosen, Director dari the Gates Foundation; dan Shinta Kamdani, Sintesa Group.

Selain itu hadir juga Dr J Satrijo Tanudjojo Global CEO Tanoto Foundation, Vidya Shah, Edelgive Foundation, Boon Heong Ng, Deputy Chief Executive Officer Temasek Trust, Jonathan Oppenheimer, Executive Chairman Oppenheimer Generations Foundation; Nicola Forrest Co-Founder of Minderoo Foundation; dan masih banyak lagi. 

“Kami merasa terhormat untuk mengumpulkan begitu banyak pemimpin terkemuka dalam filantropi dan investasi sosial bersama-sama,” terang Naina Batra.

“Negara-negara Asia memiliki potensi bonus demografi dengan banyaknya populasi muda. Selain itu negara-negara Asia juga sangat adaptif dan telah menunjukkan bahwa mereka dapat tumbuh secara cepat. Namun, pandemik telah memperlambat kemajuan di Asia lebih dari wilayah mana pun di dunia," imbuhnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani
  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya