Investor Rusia dan Ukraina di Bali Harus Dikelola

Badung, IDN Times – Di tengah ramainya kualitas turis dari Rusia dan Ukraina yang berkunjung ke Bali, tapi banyak pula dari mereka yang memegang izin tinggal investor di berbagai bidang. Karena itu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf RI), Sandiaga Salahuddin Uno, akan memberikan perhatian tersendiri terhadap potensi ini.
“Harus ada atensi khusus. Walaupun dari jumlah kunjungan wisatawan Rusia dan Ukraina ini gak masuk ke yang tertinggi,” ungkap Sandi dalam agenda World Water Forum 2024 atau WWF ke-10, Senin (20/5/2024).
1. Investor Rusia dan Ukraina berpotensi di digital ekonomi

Sandi mengatakan, jumlah investasi investor dari kedua negara tersebut tidak termasuk yang terbesar. Tetapi ia mengakui, bahwa investor dari dua negara ini mendukung pertumbuhan ekonomi digital, dan dapat meningkatkan jumlah investasi mereka di Bali.
“Mereka ini memiliki potensi untuk dikelola investasinya ini yang berkaitan dengan ekonomi digital, dan juga beberapa terobosan-terobosan yang sedang kami lakukan,” katanya.
2. Upaya mencapai target investasi ekonomi digital

Menurut Sandi, sejauh ini ekonomi digital di Indonesia banyak didorong oleh investor dari Singapura, dan Eropa. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa calon investor asal Singapura yang berhasil ia dekati di acara WWF. Sandi berharap agenda ini dapat memberikan investasi yang berdampak positif untuk lingkungan, transformasi, dan inklusi ekonomi digital. Ia juga berharap, investasi ekonomi digital tahun ini mampu melebihi target di atas Rp1.600 triliun.
“Yang paling besar selama ini dari Singapura,” jelasnya.
3. Family Office Hub diupayakan tercipta di Bali

Bali digadang-gadang dijadikan sebagai hub untuk Family Office karena banyaknya investor yang mendorong tujuan tersebut. Sandi menilai konsep ini peluang bagi Indonesia. Mengingat Bali sudah menjadi andalan untuk kunjungan wisatawan. Sehingga akan diupayakan lagi untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang masuk ke Indonesia, dan lama tinggalnya (length of stay) menggunakan produk ekonomi.
“Saya melihat bahwa dari total tersedia kemungkinan, apalagi kita hari ini mendeklarasikan sebagai pusatnya Global Blended Finance, maka terobosan itu sangat menarik dan sangat strategis,” ungkapnya.
Pihaknya akan memikirkan regulasi awal terkait hal ini, supaya Family Office tersebut bisa tercipta di Bali.