Satu Ton Biji Kakao Organik asal Jembrana Bali Akan Diekspor ke Jepang

Telah lolos Uji Karantina Pertanian Denpasar

Jembrana, IDN Times – Satu ton biji kakao organik fermentasi produksi Koperasi Kerta Semaya Samaniya (KKSS) lolos Uji Karantina Pertanian Denpasar dan akan dikirim ke Jepang. Produk pertanian dari petani kakao asal Kabupaten Jembrana ini disebut telah menerapkan pengolahan pascapanen melalui teknik fermentasi.

1. Unggul di teknik penanaman dan pengolahan

Satu Ton Biji Kakao Organik asal Jembrana Bali Akan Diekspor ke JepangBiji Kakao Fermentasi dari Jembrana (Dok.IDN Times/Badan Karantina Denpasar)

Kepala Karantina Pertanian Denpasar, I Putu Terunanegara, mengungkapkan bahwa biji kakao Kabupaten Jembrana ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan daerah lainnya. Dalam proses penanaman, kakao ini dipelihara secara organik tanpa pastisida apapun. Pada saat pengolahan pasca panen, mereka menggunakan teknik fermentasi.

“Meskipun butuh waktu agak lama, namun teknik fermentasi menghasilkan kakao yang memiliki aroma khas,” ujarnya.

2. Ekspor biji kakao meningkat dari tahun ke tahun

Satu Ton Biji Kakao Organik asal Jembrana Bali Akan Diekspor ke JepangIlustrasi pesawat Garuda Indonesia. Dok. Garuda Indonesia

Menurut Putu Terunanegara, bahwa dari data sistem perkarantinaan, IQFAST Barantan mencatat volume ekspor biji kakao kian meningkat. Tahun 2019 ekspor biji kakao mencapai 7,5 ton, sementara tahun 2020 mencapai 26 ton, dan hingga Februari tahun 2021 tercatat sebanyak 2 ton.

"Tahun ini ekspor komoditas ini mampu naik tiga kali lipat dari tahun 2020," ujarnya pada Selasa (2/3/2021) kemarin.

Selain ke Jepang, tujuan ekspor produk ini juga ke Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Jerman, Prancis, Belanda, Austria, dan Swiss.

3. Pelayanan sertifikasi karantina semakin mudah

Satu Ton Biji Kakao Organik asal Jembrana Bali Akan Diekspor ke Jepanghellosehat.com

Sementara itu Ketua Koperasi KKSS, I Ketut Wiadnyana, mengakui manfaat pendampingan yang dilakukan Pihak Karantina Pertanian sehingga terkait persyaratan ekspor komoditas bahan dasar cokelat ini bisa lebih mudah. Termasuk dalam pelayanan sertifikasi karantina untuk ke negara tujuan ekspor.

“Kami benar-benar didampingi dan dipermudah dalam hal ekspor biji kakao. Hasil pertanian kami selalu diterima dengan baik dan lancar di negara tujuan karena persyaratan ekspornya yang sudah terpenuhi dengan baik,” terangnya.

4. Indonesia menjadi negara nomor tiga penghasil kakao

Satu Ton Biji Kakao Organik asal Jembrana Bali Akan Diekspor ke JepangIlustrasi Ekspor (IDN Times/Arief Rahmat)

Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, menyampaikan bahwa Indonesia menjadi negara nomor tiga penghasil kakao namun menghadapi permasalahan pengolahan pasca panennya yang belum memenuhi standar negara ekspor.

Secara nasional, total nilai ekspor biji kakao pada tahun 2019 mencapai Rp336,8 miliar. Sedangkan pada tahun 2020 meningkatkan signifikan sebesar Rp831,9 miliar.

“Hal ini merupakan angin segar untuk petani kakao karena harga biji kakao dunia semakin meningkat. Ke depan selain biji kakao, harapan kami ekspor produk turunannya juga dapat meningkat,” ungkap Jamil.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya