Canggu Tetap Jadi Primadona Turis Asing di Bali 

Meskipun pandemik, pariwisata di Canggu tetap hidup

Badung, IDN Times – Desa Canggu dan Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan, terutama turis asing. Bahkan saat pandemik, dua lokasi ini tetap menjadi lokasi favorit para wisatawan mancanegara.

Camat Kuta Utara, I Putu Eka Parmana, pada Jumat (18/3/2022) mengatakan dua wilayahnya tersebut tidak terlalu terdampak dan tetap digandrungi oleh orang asing. Sementara di wilayah lain, kondisinya malah sepi dan cenderung ditinggalkan. Mengapa demikian?

Baca Juga: Promosikan Pariwisata, Sandiaga Uno Siapkan Tagline It’s Time for Bali

1. Banyak WNA yang datang ke Bali dan menginap di wilayah Kuta Utara

Canggu Tetap Jadi Primadona Turis Asing di Bali Pantai Batu Bolong (IDN Times/Ayu Afria)

Selain Warga Negara Asing (WNA) yang sebelumnya memang sudah tinggal di sana, Putu Eka Parmana menyebutkan saat ini juga sudah banyak kedatangan wisatawan asing yang menginap di wilayah Kuta Utara. Aktivitas pariwisata di wilayahnya semakin terlihat menggeliat sejak adanya kebijakan tanpa karantina dan pemberlakukan Visa on Arrival (VOA). Meski begitu, ia mengingatkan agar kewaspadaan terhadap COVID-19 tetap diperhatikan.

“Kami sudah mengarahkan perbekel dan lurah supaya tetap mengimbau pengusaha-pengusaha mengikuti protokol kesehatan CHSE-nya. Seperti arahan dari Bapak Bupati,” ungkapnya.

Saat ini, dua wilayah tersebut tetap menjadi primadona kunjungan wisata turis asing. Di samping harga sewa penginapan, sarana dan prasarana yang mendukung, juga karena harga akomodasi yang tergolong lumayan murah dibandingkan lokasi yang lain.

Desa Tibubeneng dan Desa Canggu tersebut, ia ungkapkan, memiliki suasana yang mirip dengan Ubud yakni hamparan sawah. Terlebih lagi ada pantai yang lokasinya dekat, juga budaya dan adat istiadat yang masih kental di desa tersebut.

“Walaupun di mana-mana sudah buka, tapi bisa kita lihat juga, Canggu, Tibubeneng masih jadi kunjungan favorit. Baik lokal domestik mapun mancanegara,” jelasnya.

2. Tetap ada pergerakan aktivitas pariwisata selama pandemik

Canggu Tetap Jadi Primadona Turis Asing di Bali Pantai Batu Bolong (IDN Times/Ayu Afria)

Eka Parmana menyampaikan dampak pandemik terhadap aktivitas pariwisata dan perekonomian secara menyeluruh sangat dirasakan. Sebagian besar masyarakat berkecimpung di sektor pariwisata. Para pemilik usaha pariwisata juga sangat terpukul dalam kondisi tersebut.

Namun menurutnya dampak ini tidak terlalu keras dirasakan di wilayah Desa Tibubeneng, dan Canggu. Saat pandemik, aktivitas pariwisata di Kecamatan Kuta Utara masih bisa bergerak, meski hanya mampu mencukupi kebutuhan dasar.

“Karena masih bisa jalan walaupun kondisi pandemik, tapi wisatawan, baik itu mancanegara, masih berjalan dan menginap di Canggu. Masih ada stay di situ walau terkadang kan tamu-tamunya bisa ngutang. Termasuk di usaha-usaha dagang kecil, warung-warung kecil ada juga yang ngebon. Mungkin seminggu baru dia bayar. Tapi karena kepercayaan, sudah sering ketemu. Nah ini masyarakat di situ memberikan ngebon,” jelasnya.

Di sisi lain, pembangunan fasilitas penunjang pariwisata di wilayah Tibubeneng dan Canggu juga tetap berlangsung. Eka Parmana mengungkapkan karena kemungkinan para investor menggunakan kesempatan pandemik untuk membangun fasilitas-fasilitas yang nantinya siap dioperasionalkan saat kondisi sudah normal.

3. Cari alternatif untuk mengurai kemacetan saat situasi kembali normal

Canggu Tetap Jadi Primadona Turis Asing di Bali Pantai Batu Bolong (IDN Times/Ayu Afria)

Ada beberapa hal yang saat ini menjadi perhatian Putu Eka Parmana, terutama di tingkat pemerintahan desa yakni infrastruktur. Mana saja yang perlu dibenahi maupun dibangun sehingga nantinya para wisatawan merasa nyaman dan betah tinggal di Tibubeneng dan Canggu.

Infrastruktur yang dibenahi di antaranya trotoar, lampu penerangan jalan, hingga toilet umum sepanjang pantai. Bupati Badung pun memprioritaskan dua desa ini sebagai tujuan wisata. 

Pemerintah juga berencana akan membuat jalan shortcut yang bisa menghubungkan dan memecah permasalahan macet yang sering terjadi di Tibuneneng dan Canggu. Dalam situasi normal, kondisi ini akan menjadi permasalahan krusial dan bisa menyebabkan tamu berpindah ke daerah-daerah lain.

“Sebenarnya kami sudah rancang. Sudah usulkan. Tapi karena kondisi pandemik, ya itu yang kendala juga,” ungkapnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya