Bandara Ngurah Rai Punya Autogate, Cegah WNA Jahat ke Bali

Sistemnya juga langsung terhubung ke interpol lho

Badung, IDN Times – Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai kini memiliki 30 unit autogate di Terminal Kedatangan Internasional. Alat ini menyingkatkan durasi pemeriksaan keimigrasian untuk warga negara asing (WNA) yang datang ke Bali. Yaitu membutuhkan waktu 15-25 detik per pelintas. Sebenarnya apa ya fungsi lain alat ini, selain untuk mempersingkat aktu pemeriksaan?

1. Ketentuan penggunaan autogate di bandara harus registrasi dulu

Bandara Ngurah Rai Punya Autogate, Cegah WNA Jahat ke BaliAutogate di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai (Dok.IDN Times/istimewa)

Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy Karim, menjelaskan autogate ini memakai teknologi Face Recognition dan Border Control Management (BCM). Makanya proses pemeriksaan keimigrasian ini bisa memangkas waktu hingga 15-25 detik per pelintas," jelas Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy Karim, Rabu (6/3/2024) lalu.

Untuk memanfaatkan autogate, WNA wajib menggunakan paspor elektronik, dan telah memiliki visa yang valid. Antara lain Electronic Visa on Arrival (e-VOA) atau e-Visa yang diajukan melalui laman evisa.imigrasi.go.id. Bisa juga melakukan pembelian VOA melalui konter Molina Lite yang ada di terminal kedatangan.

Sementara WNA dari negara anggota ASEAN-- yang merupakan subjek bebas visa--langsung dapat menggunakan autogate, namun harus lebih dulu registrasi di evisa.imigrasi.go.id. Para pelintas juga dapat memindai barcode yang ada di area imigrasi, dan melakukan registrasi melalui tautan yang tersedia untuk dapat melintas menggunakan autogate.

Sementara bagi WNI, autogate dapat digunakan oleh seluruh pemegang paspor, baik paspor elektronik maupun paspor biasa nonelektronik.

2. Bagian wajah pengguna harus jelas saat pemeriksaan

Bandara Ngurah Rai Punya Autogate, Cegah WNA Jahat ke BaliAutogate di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai (Dok.IDN Times/istimewa)

Saat akan menjalani pemeriksaan keimigrasian menggunakan autogate, pengguna harus memastikan seluruh bagian wajahnya terlihat dengan jelas. Aksesori seperti topi, masker atau lain yang menutup wajah harus dilepaskan lebih dahulu. Sampul paspor juga harus dibuka sebelum melakukan pemindaian (scan).

Setelah memindai halaman biodata paspor, pengguna bisa masuk, kemudian menghadapkan wajah pada layar di bagian depan untuk pemindaian (face recognition). Jika sudah terpindai dan sistem tidak menunjukkan informasi yang mencurigakan, pintu autogate akan terbuka dan pengguna bisa langsung melanjutkan perjalanannya.

“Sistem autogate langsung memverifikasi orang asing saat pemindaian paspor, jadi langsung mencocokkan antara data paspor dengan data e-VOA, e-Visa atau bebas visa miliknya," jelas Silmy.

3. Menangkal masuknya orang asing yang terlibat kejahatan

Bandara Ngurah Rai Punya Autogate, Cegah WNA Jahat ke BaliKedatangan pesawat premium Junaeyo Airlines perdana ke Bali (IDN Times/Ayu Afria)

Tak hanya memudahkan pemeriksaan, layanan ini diklaim mengutamakan aspek keamanan negara dengan menghubungkan sistem perlintasan antara database interpol dan database cegah tangkal (cekal). Hal ini untuk menangkal masuknya WNA yang terlibat kejahatan ataupun catatan lainnya pada database.

“Tak hanya user experience melalui aplikasi berbasis mobile dan website, kami juga mempersiapkan infrastruktur di perlintasan dan mengintegrasikan sistemnya dengan database imigrasi," ungkap Silmy.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya