Hamil Jadi Alasan Perempuan Menikah Dini di Karangasem

IKG Karangasem naik di tahun 2022

Karangasem, IDN Times- Indeks Ketimpangan Gender (IKG) di Kabupaten Karangasem masih cukup tinggi, jika dibandingkan rata-rata IKG di Provinsi Bali. Satu diantara indikatornya yakni masih banyak perempuan yang menikah dini, bahkan sampai putus sekolah.

Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik), angka IKG untuk Kabupaten Karangasem pada tiga tahun belakangan (2020-2021-2022) cenderung fluktuatif. Pada tahun 2020 tingkat IKG di Kabupaten Karangasem 0,401, menurun pada tahun 2021 yakni 0,297, dan kembali meningkat me jadi 0,358.

Pernikahan dan melahirkan dini, menjadi salah satu indikator yang membuat angka IKG di Karangasem cukup tinggi. Di beberapa desa, bahkan masih dapat ditemui perempuan yang menikah dan melahirkan di bawah usia 20 tahun.

1. Menikah di usia dini, dua perempuan ini hamil duluan

Hamil Jadi Alasan Perempuan Menikah Dini di KarangasemWanita hamil (Pixabay)

Salah satunya, Ni Made NA. Dia terpaksa putus sekolah dan menikah dini. Made NA (19) menikah saat masih berusia 16 tahun. Ia terpaksa menikah di usia dini karena telah hamil.

"Jujur saja sebenarnya saya belum siap (menikah). Tapi karena sudah hamil harus menikah," ungkap Made NA yang merupakan warga di Kecamatan Sidemen, Jumat (3/5/2024).

Hal serupa juga dialami Kadek S (20). Ia harus kehilangan masa remaja lebih cepat karena harus menikah dini. "Ya karena hamil, jadi harus nikah. Sekarang di rumah saja urus anak," ungkap Kadek S. 

1. Made NA dan Kadek S hamil karena pergaulan bebas

Made NA maupun Kadek S hamil karena keduanya terlalu bebas dalam bergaul. Mereka mengaku tidak memikirkan konsekuensi, ketika melakukan hubungan seksual di usia muda.

"Dulu berpikirnya tidak sampai sejauh seperti sekarang ini. Semua sudah terjadi, mau bagaimana lagi," ungkap Made NA.

Hal serupa diungkapkan Kadek S. Ia sebenarnya sama sekali tidak ingin untuk menikah dini. Pergaulan bebas bersama kekasih yang sekarang menjadi suaminya, membuatnya hamil di usia belia.

"Waktu masih remaja saya dibebaskan oleh orangtua, jadinya kebablasan. Sempat syok saat hamil, tapi memang kami harus bertanggung jawab resikonya," jelas Made NA.

2. Menikah dini, mereka tak bisa menggapai cita-cita

Hamil Jadi Alasan Perempuan Menikah Dini di KarangasemMenikah. (Pixabay)

Made NA maupun Kadek S tidak menampik, menikah muda sangat berpengaruh masa depan mereka karena mereka tidak bisa meraih cita-cita mereka.

Made NA sebelumnya mengaku memiliki cita-cita menjadi pramugari. "Kalau sudah nikah kan susah lagi. Sekarang fokus untuk urus keluarga dulu," ungkapnya.

Sementara Kadek S meskipun sempat putus sekolah, ia ngin kembali melanjutkan pendidikan dengan ikut ujian kesetaraan (paket C).

"Kalau anak sudah agak besar saya punya cita-cita kuliah, bisa tidak kehilangan kesempatan juga untuk berkarir," ungkap dia.

3. Pentingnya perhatian keluarga dalam mengawasi anak remaja

Hamil Jadi Alasan Perempuan Menikah Dini di KarangasemVerifikasi PPDB di SMA Negeri 10 Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Apa yang dialami Made NA dan Kadek S merupakan gambaran, bagaimana perempuan di Kabupaten Karangasem harus menjalani hidup berkeluarga di usia belia.  Bagi mereka, peran keluarga sangat penting untuk mencegah pernikahan dini.

"Dulu orangtua saya sangat cuek, saya sangat bebas sampai kebabalasan," ungkap Made NA.

Demikian halnya pendidikan seksual sangat minim di lingkungan keluarga. "Kalau di keluarga tidak pernah membicarakan seks. Di keluarga saya masih tabu membicarakan hal seperti itu," ungkap Kadek S.

Baca Juga: 28 Marbot di Denpasar Terima Insentif Rp1 Juta per Bulan

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya