Orangtua di Tabanan Ada yang Menolak Imunisasi Antigen Baru

Pencapaian target imunisasinya terpenuhi, tapi...

Tabanan, IDN Times - Pemerintah saat ini menetapkan target imunisasi bayi dan anak di masing-masing daerah. Pencapaian target ini diharapkan agar setiap bayi dan anak di Indonesia punya ketahanan terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri.

Kabupaten Tabanan mengklaim telah melebihi target pencapaian imunisasi dasar lengkap yang ditetapkan pemerintah pada tahun 2023. Meski demikian, bukan berarti tidak ada kendala yang dihadapi oleh petugas imunisasi di lapangan.

Berikut ini cerita Koordinator Seksi Surveilan dan Imunisasi Dinas Kesehatan Tabanan, Nengah Suarma Putra, mengenai pencapaian imunisasi di Tabanan serta kendala yang dihadapi.

1. Capaian imunisasi dasar lengkap di Tabanan mencapai 100 persen lebih

Orangtua di Tabanan Ada yang Menolak Imunisasi Antigen Baruilustrasi vaksin (pexels.com/RF._.studio)

Menurut Suarma, capaian imunisasi dasar lengkap di Tabanan pada tahun 2023 melebihi target, yaitu sekitar 100 persen lebih. Petugas imunisasi ini mendapatkan target dari pemerintah. Ada beberapa indikator yang harus dicapai oleh petugas imunisasi untuk memenuhi target tersebut.

Beberapa indikator yang ditetapkan tahun 2023 antara lain:

  • Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap yaitu 100 persen
  • Persentase imunisasi dasar lengkap usia 12-23 bulan yaitu 75 persen
  • Persentase bayi usia 0-11 bulan mendapat antigen baru yaitu 100 persen
  • Persentase anak usia 12-24 bulan yang mendapat imunisasi lanjutan baduta (bayi bawah dua tahun) yaitu 100 persen
  • Persentase anak yang mendapat imunisasi lanjutan lengkap di usia Sekolah Dasar (SD) yaitu 80 persen.

"Pencapaian imunisasi dasar lengkap di Tabanan ini semua mencapai target dari indikator yang ditetapkan pemerintah, bahkan lebih. Kelebihan ini biasanya dari peserta imunisasi yang pindah ke Tabanan dan sudah menetap selama enam bulan," ujar Suarma, Selasa (30/4/2024).

Sebagai gambaran, pencapaian imunisasi di Kabupaten Tabanan adalah imunisasi dasar lengkap untuk bayi 0-11 bulan per masing-masing puskesmas dengan target 100 persen:

  • Puskesmas Tabanan 1: capaian 101,04 persen
  • Puskesmas Tabanan 2: capaian 100,40 persen
  • Puskesmas Tabanan 3: capaian 100,27 persen
  • Puskesmas Kerambitan 1: capaian 106,12 persen
  • Puskesmas Kerambitan 2: capaian 103,81 persen
  • Puskesmas Selemadeg: capaian 101,89 persen
  • Puskemas Selemadeg Barat: capaian 106,34 persen
  • Puskesmas Selemadeg Timur 1: capaian 104,68 persen
  • Puskesmas Selemadeg Timur 2: capaian 108,71 persen
  • Puskesmas Pupuan 1: capaian 102,34 persen
  • Puskesmas Pupuan 2: capaian 112,46 persen
  • Puskesmas Penebel 1: capaian 108,77 persen
  • Puskesmas Penebel 2; capaian 101,65 persen
  • Puskesmas Marga 1: capaian 104,45 persen
  • Puskesmas Marga 2: capaian 101,62 persen
  • Puskesmas Baturiti 1: 106,76 persen
  • Puskesmas Baturiti 2: 108,41 persen
  • Puskesmas Kediri 1: 112,64 persen
  • Puskesmas Kediri 2: 102,28 persen
  • Puskesmas Kediri 3: 105,26 persen.

2. Kendala yang dihadapi petugas imunisasi

Orangtua di Tabanan Ada yang Menolak Imunisasi Antigen Baruilustrasi pemberian vaksin imunisasi (Unsplash.com/CDC)

Suarma-sebagai koordinator--selalu memonitoring rutin kegiatan imunisasi yang dilaksanakan di masing-masing puskesmas. Ia mengakui, wilayah Kabupaten Tabanan memiliki geografis dan demografis yang mudah dijangkau. Hal ini, katanya memudahkan petugas untuk menjangkau target imunisasi.

"Secara umum, pelaksananaan imunisasi di Tabanan tidak ada halangan berarti. Sehingga target selalu tercapai. Bahkan Tabanan pernah mendapatkan penghargaan atas Kinerja Program Imunisasi Terbaik se-Indonesia selama 2015-2017 dari Kementerian Kesehatan," kata Suarma.

Meski selalu mencapai target yang ditetapkan, bukan berarti tidak ada halangan yang dihadapi petugas imunisasi. Menurut Suarma, pihaknya kerap menemui peserta imunisasi dalam kondisi sakit sehingga jadwal pemberian imunisasi ditunda, penerima imunisasi belum cukup umur, dan yang paling sulit adalah ketika ada penolakan dari masyarakat.

"Kebanyakan penolakan ini karena masyarakat tidak mengetahui manfaat imunisasi atau masih belum mau menerima imunisasi," terangnya.

3. Lakukan KIE secara langsung

Orangtua di Tabanan Ada yang Menolak Imunisasi Antigen Baruilustrasi anak yang sudah vaksin imunisasi (Unsplash.com/CDC)

Untuk mengatasi permasalahan itu, Suarma melakukan beberapa tindakan. Misalnya, apabila ada peserta imunisasi yang terlewat dari jadwal imunisasinya, maka petugas akan melakukan penjadwalan ulang, hingga melakukan kegiatan imunisasi di posyandu. Apabila masih ada yang tercecer, maka petugas akan melakukan imunisasi kejar. Artinya, petugas langsung mendatangi rumah penerima imunisasi.

Sementara penolakan ini, pihak petugas biasanya akan mendatangi sekolah dan memanggil orangtua anak untuk memberikan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) secara langsung mengenai manfaat imunisasi, apa yang akan terjadi jika anak tidak mendapatkan imunisasi, dan tanggung jawab yang diemban petugas kesehatan yang memberikan imunisasi.

"Dengan KIE ini biasanya kita bisa mengatasi penolakan orangtua. Rata-rata penolakan terjadi pada imunisasi antigen baru," jelasnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya